CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN AYU ELIZA PART5

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN AYU ELIZA PART5

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN AYU ELIZA PART5, Hasrat-Bispak23 Ke-2  payudaraku pastilah mulai kelihatan oleh Wawan dan Suwito yang sekarang jadi menelan ludah. Saya terus turunkan handuk ini hingga ujung atas bibir vaginaku yang telah berkali kali berisi penis mereka itu terekspos di depan mereka.

Wawan serta Suwito selalu melotot menyaksikani badanku, hingga mata mereka seperti mau keluar tempatnya. Saya kian semangat memikat mereka, serta pada kondisi telanjang bundar seperti berikut, perlahan-lahan saya mengubah badanku, lalu saya mengambil langkah menjurus almari bajuku dengan kaki tersilang seperti orang style yang tengah berjalan dalam atas catwalk.

Saya ambil bra dan celana dalamku dari almari bajuku, berencana kupilih bra yang mempunyai ukuran paling kecil antara seluruhnya punyaku. Lantas saya kembali merapat ke jendela, serta saya ambil langkah kesana dengan style seperti barusan sembari mengerling nakal dari mereka.

Selanjutnya saya berencana berlambat lamban memakai bra ini, perlahan-lahan tutup ke-2  payudaraku.

"Non… mari non… membuka dong…", saya dengar suara Wawan serta Suwito di luar yang meminta memohon dengan muka cabul mereka itu.

Entahlah apa yang mereka meminta untuk dibuka, bra yang telah kukenakan ini, atau daun jendela kamarku ini, atau pintu kamarku, yang benar saya tidak mungkin ingin merestui permintaan mereka.

Serta dalam hati saya bersungut-sungut, disini saya dapat dengar kalimat mereka yang tidak sangat keras itu secara terang, namun barusan itu mereka beraga gak mendengarku. Jadi saya memastikan untuk membuat mereka semakin haus dan lapar akan badanku, toh saya aman aman saja di sini.

Saya kembali mengerling dengan nakal menuju mereka berdua. Saya lagi kenakan celana dalamku, dan seperti barusan, saya berlambat lamban menambah celana dalamku melintasi ke-2  pahaku, hingga akhirnya celana dalamku ini tutup selangkanganku dengan prima.

Lalu saya dekati mereka, seperti saya ingin perlihatkan badanku lebih terang dari mereka semua.  Selanjutnya saya membawa ke-2  tanganku, pejamkan mataku dan memutar badanku seakan tengah menari.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN AYU ELIZA PART5

Lalu saya melebarkan tanganku, menggenggam tirai jendela kamarku serta tutup beberapa badanku dengan tirai itu, sembari mengerling nakal mengarah mereka bertiga.

"Udah, saya ingin tidur!", saya bercakap dengan suara keras, lalu saya tutup gordin jendela kamarku ini.

Saya ketawa geli memikirkan tidak tahu sekesal apa Wawan serta Suwito kini padaku. Kudengar gebrakan gebrakan kecil pada jendela kamarku, namun saya sudah pasti gak ingin menyikapi semuanya.

Perlahan-lahan saya menghela napas panjang, lalu saya ke meja dandanku buat keringkan rambutku dengan hair dryer. Saat saya keringkan rambutku, kudengar handel pintuku tersentak sentak sekian kali, ternyata mereka telah terbakar hasrat dan memaksakan masuk ke sini buat mendapatku, mencabuliku serta melumat habis badanku.

Jantungku berdegap kuat, dan saya jadi sedikit tegang juga.  Tetapi saya coba tenang. Saya tahu saya akan aman di kamarku, mereka tidak dapat berani melakukan perbuatan lebih jauh seperti menggedor pintu kamarku ini. Sesudah rambut ini kusisir rapi sampai berasa lembut dan nyaman, saya memilih untuk lekas tidur siang.

Saya tidak ingin tidur kelamaan, karenanya saya menyetel weker biar berdering pada pukul lima sore kelak. Lantas dengan kenakan bra serta celana dalam sebagai berikut, saya meyusup masuk ke bed cover ranjangku.

Cukup sukar saya usaha untuk lekas tertidur. Andy selalu tampil di hadapanku tiap saya pejamkan mataku. Kalaupun saya buka mataku, saya jadi mau malam lekas datang serta mengayalkan begitu senangnya saya nanti Andy menghubungiku.

Saya tersenyum senyuman sendiri, dan tidak tahu berapakah lama setelah itu baru saya pada akhirnya dapat tertidur.

VI. Marah Tiga Pejantan
Masih jam 1/2 empat sore sewaktu saya telah terjaga dari tidur siangku. Namun rasa penat dan pegal yang menganiaya badanku waktu tiga ini hari udah menyusut banyak. Serta saya udah tersenyum senyuman kembali karena bayang-bayang Andy telah kembali isi hatiku.

"Non… non…", kudengar suara Sulikah yang mengetok pintu kamarku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Iya, mengapa mbak?", tanyaku risau.

"Ada tukang surat yang meminta tanda-tangan non Eliza", kata Sulikah.

"Oh ya mbak, sekejap", jawabku dengan malas.

Saya keluar bedcover ranjangku, dan udara dingin AC kamarku langsung melanda badanku yang cuma berbalut bra dan celana dalam saja. Saya menggigil sementara serta langsung lari ke dalam almari bajuku, lalu saya lekas memakai busana rumah ala-ala takarannya.

"Aduh… genting deh…", saya mengeluhkan dengan was-was.

Saya melihat dari balik gordin jendela kamarku, keliatannya Wawan dan Suwito telah tak di muka jendela kamarku. Entahlah ada pada mana mereka saat ini, tidak boleh jangan mereka lagi nungguin saya di muka pintu kamarku.

Jadi dengan takut takut saya melihat dari kaca pengintip pintu kamarku, serta saya cuman dapat menyaksikan Sulikah yang tungguku.

"Mbak, harus saya ya yang tanda-tangan?", saya ajukan pertanyaan dengan angan-angan jawabnya tak.

"Kata tukang suratnya sich mesti non Eliza", jawab Sulikah.

Saya sedikit lemas dengar jawaban Sulikah ini. Saya ingin biarkan tukang surat itu pergi, tetapi saya gak mau kedepan saya jadi bertambah ribet kalaupun rupanya yang bisa dikatakan tukang surat itu suatu hal yang perlu. Terpaksa sekali saya meniti risiko ini. Perlahan-lahan saya buka pintu kamarku, serta dengan berharap harap risau saya melihat apa mereka berada pada kurang lebih sini.

"Mbak, mereka berada di mana?", tanyaku dengan berbisik bisik.

"Barusan sich berada pada kamar mereka, mbak", jawab Sulikah sekalian tersenyum senyuman.

Dasar, ini orang memandang anak majikannya takut akan disetubuhi, bukan kasihan, jadi senyuman senyuman seperti berikut. Saya sedikit jengkel di Sulikah, namun saya tidak berucap apa apa serta lekas turun ke arah pintu gerbang.

"Ya pak?", tanyaku di saat saya telah ada di dalam hadapan pengantar itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

"Ini ada kiriman buat mbak, tolong tanda-tangan di sini ya", kata pengantar itu sekalian berikan sebuah amplop padaku, yang nyatanya didalamnya Potongan harga Card dari restaurant idola Jenny, berikut dengan sebuah tandanya terima dan pulpen padaku.

"Oh ya, terimakasih pak", saya berucap puas serta menanda handel pertanda terima itu, lalu saya masuk ke dengan girang.

Bermakna esok atau Senin saya dapat memperlihatkan di Jenny dan Sherly, saya lebih dulu yang mendapatkan Disc. Card ini. Dan saya bakal membayari mereka berdua di situ untuk bikin mereka kian dongkol padaku :p

Namun jantungku hampir stop saat di garasi saya lihat Suwito langsung memburuku dengan cakepg seperti orang kelaparan. Saya menjerit ketakutan menghindar tangkapan Suwito, dan saya lari ke dengan kuatir, mengharapkan saya tetap masih masuk ke kamarku serta mengamankan pintu.

"Gak perlu lari non, sia-sia saja", sentil Suwito sembari ketawa, serta dia mulai menyebutrku, membuatku bertambah ketakutan serta saya terus lari menuju tangga.

"Aaah… jangaan…", saya menjerit seram di saat tiba-tiba Wawan tampak dari balik tangga, dan saya menghindari sebisaku sewaktu Wawan pun ingin tangkapku.

Saya tidak dapat ke tangga, pula gak dapat lari ke luar. Saya lari ke ruangan tamu, namun perlahan-lahan mereka jadi membuatku tersudut di sofa tempat tamu. Saya jadi ngotot serta melompati meja di area tamu ini, lalu saya punya maksud larikan diri ke tempat keluarga.

Namun mereka bisa semakin cepat merintangiku, serta selalu menahanku sampai saya kembali terdesak, terkepung di grandfather clock yang terpampang di tempat tamu ini.

"Telah non, saat ini non Eliza berserah saja…", kata Wawan yang kian merapat dan siap-siap mencekalku.

"Waktunya non berserah serta main main sama kami", Suwito menambah sekalian tersenyum asusila.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN AYU ELIZA PART5

Jantungku berdegap makin kuat. Saya tahu saya tidak boleh sampai ketangkap mereka. Lantaran mereka berdua yang jelas nanti akan ditambah lagi pak Berbudiin, pasti akan mencabuliku hingga mereka bahagia merampungkan sakit hati birahi mereka padaku.

"Ko… kok telah pulang?", kataku sembari arahkan penglihatanku ke pintu inti area keluarga yang kelihatan disini.

Wawan dan Suwito langsung menengok menuju pintu, nyata mereka kaget 1/2 mati dengar kata kataku barusan.

Kesempatan kali ini langsung kugunakan buat larikan diri ke arah area keluarga, serta saya lolos dari kepungan mereka berdua.

"Wah non Eliza nakal!", gerutu Suwito yang setelah itu langsung melafalkanrku.

"Tidak boleh lari non!", dahsyat Wawan yang turut mengartikulasikanrku.

Saya mati matian lari selekas-lekasnya tuju tangga, serta nampaknya saya betul-betul bisa semakin cepat pada mereka. Saya lagi ke arah ke kamarku, dan saya sukses mengamankan pintu kamarku cocok saat sebelum handel pintu kamarku ini tersentak sentak.

Jantungku ibaratnya bakal lepas. Pastinya Wawan serta Suwito sedang usaha buka pintu kamarku. Tetapi saya  sadar bila saya udah aman di kamarku ini.

‘YES!!', saya berteriak dalam hati dengan puas.

Lega sekali rasanya saya dapat terhindar dari 2 maniak itu. Bukan saya gak pengen layani mereka, saya cuman ingin menaruh tenagaku ini hari, sangat tidaklah sampai saya usai telephone dengan Andy malam nanti.

Saya sedikit berkeringat karena baru-baru ini lari dengan semaksimal mungkin seperti barusan. Napasku pun sedikit tidak memiliki aturan serta badanku sedikit gemetaran, tetapi saat ini sudah semua aman. Serta saya pikir jika merendam di air hangat kemungkinan dapat turunkan kegentinganku.

Karenanya saya ambil satu set busana tukar komplet dengan bra dan celana dalam dari almari bajuku, dan saya mengambil langkah ke kamar mandiku. Gak lupa saya mengikutsertakan handuk yang terkait di muka wastafel, dan saya siap-siap nikmati nyamannya bathtub kamar mandiku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Haaaaah…", saya menjerit ketakutan waktu saya memandang pak Berbudiin yang ada pada kamar mandiku, entahlah sejak mulai kapan dia ada dalam sini.

Lembar untuk lembar busana yang kubawa berguguran ke lantai kamarku pada saat saya mundur mundur sembari menggelengkan kepalaku berkali kali, sementara pak Berbudiin mulai dekatiku.

"Pak… tidak boleh pak…", saya merengek-rengek dengan suara memelas, tetapi keadaan ini tetap sama, pak Berbudiin selalu dekatiku.

Saya makin cemas, gak tahu mesti lari ke mana. Namun saya tetap punyai angan-angan. Asal saya dapat memperdayai pak Bijakin sampai saya dapat lari ke kamar mandi dalam kamarku ini dan menutup pintunya, kemungkinan saya tetap bisa selamat, minimal untuk sesaat.

"Pak… ya sudah Eliza pengin sama pak Berbudiin saja, namun gak boleh panggil lainnya ya", saya berencana merengek-rengek dengan manja serta sekarang saya jadi merapat menjurus pak Bijaksanain.

Saya akan menarik kaus yang kukenakan ini, namun saya menyudahi niatku sewaktu pak Berbudiin yang tetap berdiri di muka pintu kamar mandiku ini malahan buka korden kamarku yang memang benar ada di dekatnya.

Saya udah putus harapan, angan-anganku redup sekali-kali di saat saya lihat kunci jendela kamarku dibuka oleh pak Bijaksanain, karenanya mempunyai arti jalan masuk ke kamarku terbuka untuk Wawan dan Suwito.

Saya tidak mungkin miliki cukup waktu buat larikan diri melalui pintu kamarku yang terkunci ini, lantaran saat lagi saya memutar kunci pintu kamarku, pak Bijakin sudah pasti menangkapku.

"Saya sich suka senang saja non bila dapat ngeseks sama non sendirian, hanya saya tidak nikmat sama Wawan dan Suwito. Saya dapat turut nikmati non Eliza kan lantaran mereka pun", kata pak Berbudiin yang sekarang kembali merapat ke arahku.

Saya sangat jengkel dengar ujaran pak Berbudiin, yang betul itu. Jika dahulu Wawan dan Suwito tak mulai kekurang tuntunan mereka kepadaku, belum pasti pak Bijakin dapat turut nikmati badanku dengan mereka.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN AYU ELIZA PART5

Lebih kembali, belum pasti saya mesti jadi budak sex mereka bertiga di rumahku sendiri mulai sejak tahun akhir 2004 tempo hari.

Tetapi tiada waktu buatku buat mengenang saat saat kemarin.  Saya sadar saat ini pak Bijaksanain telah dekat sekali, dan saya sempat berputar-balik ke belakang untuk mengelak waktu pak Berbudiin coba tangkap badanku.

"Pak…", saya kembali mundur mundur ketakutan, sekarang saya sungguh-sungguh berasa dapat ditiduri.

"Fiiin, kowe onok ndek njero toh? Marilah bukaen pintu kamare dol!", saya dengar Wawan berseru dari depan pintu kamarku.

"Yo, untung toh maeng saya ngenteni nang njero kamar mandine non Eliza? Lek nggak, saiki kene lak ngaplo maneh? Namun saiki kowe mlebu teko jendelo ae Wan, kuncine wes tidak buko. Wedine non Eliza mlebu lan sembunyi nang njero kamar mandine lek saya mbukano pintu gawe kowe. To, kowe ngenteni nang ngarep pintu ae, ben Wawan seng mbuka pintune gawe kowe", kata pak Berbudiin dengan bahasa Suroboyoan dari mereka, serta pak Bijaksanain terus dekatiku.

Buat yang tidak mengetahui pembicaraan mereka yang memanfaatkan bahasa Suroboyoan itu, barusan Wawan menanyakan apa pak Bijaksanain berada di dalam kamarku, dan memerintah pak Bijaksanain buka pintu kamarku untuk mereka.

Pak Bijaksanain menyetujui jika dia berada pada dalam sini, sekalian menyenangkan hati diri karena dia barusan menanti dalam kamar mandiku. Kalaupun tidak, waktu ini semua pastinya kembali tidak bekerja. Namun pak Bijaksanain memerintah Wawan masuk ke kamarku lewat jendela kamarku yang kuncinya udah dibuka olehnya, lantaran pak Berbudiin khawatir saya bakal masuk serta sembunyi dalam kamar mandiku pada saat dia buka pintu kamarku untuk Wawan.

Diluar itu pak Berbudiin pun mengharap Suwito buat menanti di muka pintu kamarku, hingga Wawan buka pintu kamarku untuk dia. Dengan demikian saya tidak mungkin dapat larikan diri melalui mana saja, karena seluruh jalan keluar kamarku telah terbangun oleh mereka.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Sungguh-sungguh hilang ingatan, pak Bijakin hingga sampai telah bikin siasat seperti berikut buat tangkapku, dan benar-benar mereka sukses membuatku terkepung dalam kamarku sendiri. Tidak tahu bagaimana dia dapat memikir soal ini, yang terang waktu ini saya telah tak dapat lakukan perbuatan apa apalagi, serta saya tinggal menanti waktu sebelumnya badanku ini jatuh ke tangan mereka.

"Aduh… gak boleh paak…", saya menjerit di saat ke-2  tanganku telah ketangkap pak Bijakin yang tiba-tiba membekukku, serta saya sekalipun tidak sempat menghindari karena semangatku telah redup.

Saya mulai coba meronta, namun semuanya itu buang waktu saja. Apalah makna tenagaku, seseorang gadis yang imut kalaupun dibanding dengan pak Berbudiin yang mempunyai tubuh tegap dan kekar itu?

Tidak beberapa lama kemudian Wawan masuk dari jendela kamarku, lalu dia menutupnya. Gordin itu pun ditutup olehnya.

"Pandai kowe Fin", kata Wawan yang nampak amat puas dengan sukses siasat pak Bijakin.

Lalu Wawan melangkah menjurus pintu kamarku, sembari menatapku dengan senyuman penuh kemenangan, serta dia buka pintu kamarku untuk Suwito. Mereka berdua sama sama tos dengan semangat, membuatku makin lemas memandang ini semua. 

VI. Pembantaian Itu Mulai
Lengkaplah sudah ke-3  pejantan yang tentu akan lekas melumat badanku buat melepaskan marah mereka padaku. Tidak tahu mereka bakal menggasakku kayak apakah, saya tidak berani memikirkan nasibku akan seburuk apa ini hari.

Saya meronta ronta pada saat Wawan serta Suwito dekatiku sekalian menyeringai. Biarpun sebetulnya mereka seringkali nikmati badanku, tetap juga sekarang ini saya menciut takut menyaksikan tatapan mereka yang seperti mau menelanku bundar bulat.

Saya selalu coba membebaskan ke-2  tanganku dari cengkaman tangan pak Bijakin.

"Jangan… tak boleh sekarang… esok saja… tidak boleh hari ini… saya mmpph…", permintaanku yang sia sia ini terputus oleh Suwito yang dengan buas telah melumat bibirku.

Saat saya mengesah rintih hingga selanjutnya megap megap sebab kekurangan napas, kurasakan celana pendek berikut celana dalamku udah dilorotkan.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN AYU ELIZA PART5

Saya gak menyaksikan siapakah yang melakukan, namun dengan pak Bijaksanain yang mencekram ke-2  tanganku serta Suwito yang masih juga memagut bibirku, saya tahu aktornya tentu Wawan.

Ke-2  kakiku sedikit direntangkan, serta selanjutnya Wawan memagut bibir vaginaku dengan penuh hasrat.

Saya mulai melemas, dan di saat pak Bijakin melepas cekamannya pada tangan kananku, saya telah sangat kacau balau untuk memanfaatkan tangan kananku entahlah buat menggerakkan Suwito masih repot melumat bibirku, maupun Wawan yang selalu memagut bibir vaginaku. Bahkan tenaga di tangan kananku ini rasanya musnah tidak tahu ke mana.

"Mmhh… sudaah… lepaskan…", saya meminta serta merengek-rengek sewaktu Suwito melepas pagutannya di bibirku.

"Lepasin? Non Eliza tak boleh mimpi dech!", kata Suwito dengan napas mengincar, dan dia bersama pak Bijakin menarik kaus yang kukenakan ini ke atas sampai lepas dari badanku.

Sekarang saya tinggal kenakan bra yang mempunyai warna putih ini, dan saya tahu secepatnya pembantaian pada diriku dapat selekasnya diawali.

Pak Berbudiin serta Suwito yang berdiri di sebelah kiri serta kananku ini, melingkarkan ke-2  tanganku di leher mereka.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama