CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN AYU ELIZA PART3

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN AYU ELIZA PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN AYU ELIZA PART3, Hasrat-Bispak23 "Udah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sembari mengelap penisnya yang jelas belepotan sperma berbaur cairan cinta Cie Fifi itu dengan memanfaatkan celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi gak bereaksi, dia cuma diam serta pejamkan matanya. Sang cebol kenakan celana dalam serta celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Tak lama setelahnya, Cie Fifi  bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok busananya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Kelihatannya Cie Fifi memanglah menyediakan kantung plastik itu buat simpan celana dalamnya yang dia ketahui akan dikotori sang cebol seperti sebelumnya awal kalinya.

"Dasar. Telah orangya cebol, tidak sadar kali kalaupun burungnya itucebol pun", gerutu Cie Fifi yang lalu tinggalkan gudang ini.

Kata-kata Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuma pendek, kasus yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa pula saya mesti ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mengesah terhenti sewaktu tiba-tiba kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, marilah tukasnya pengen nyepong. Kapan keluarnya kalaupun dari barusan sekedar kamu emut saja?", bertanya Dedi yang sekarang dengan kejam terus mendesak nekan kepalaku sampai parasku tenggelam di muka selangkangannya, dan penis Dedi itu tambah menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum dan permainkan lidahku pada penis Dedi, biar dia tak melanjutkan siksaannya padaku.

"Nah… getho cantik… mari terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang saat ini mendesah serta mengaduh kesenangan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara halus saat lagi saya selalu usaha bikin penis Dedi berejakulasi. Terkadang saya memandang nakal pada Dedi, supaya dia semakin terangsang sampai pekerjaanku bakal tuntas bisa semakin cepat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN AYU ELIZA PART3

"Mmmhh…?", saya tidak dapat berbicara, cuma dapat mengguman gak terang saat kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu tidak ada siapa siapa kembali saat saya melanjutkan service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar suara yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Semenjak kapan Pandu udah ada di sini? Kenapa barusan saya tidak menyaksikannya?

"Mamamm…", saya ingin larang Pandu, tetapi sekarang ini mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya tidak dapat berbicara secara jelas.

Telat, Pandu udah membeberkan rok seragam sekolahku, serta saya udah pasrah menanti hukuman yang bisa dikasihkan Dedi jika dia melihatku memanfaatkan celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… gak bisa… saya dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu berganti status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak makin cepat. Dua murid keji ini dapat lekas melumatku dalam gudang ini, namun yang sangat kutakutkan ialah Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan semuanya rencanaku. Selayaknya barusan itu saya lolos dari gudang ini tak perlu ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tidak ada waktu buatku untuk berpikiran atau berleha leha. Tiba-tiba badanku udah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan lumayan lebar. Setelah itu dengan rangking ke-2 kakiku yang masih sesuai itu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu udah mengacung penisnya yang rupanya sudah ereksi itu di muka mukaku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan geram saya mengulum penis Pandu, dan saya keluarkan seluruhnya tehnik oralku biar Pandu cepat sampai pucuk dan nanti dia tak turut nikmati lubang vaginaku sesudah Dedi tuntas nikmati badanku. Sedangkan kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, benar pada sisi bibir vaginaku. Dedi telah mengetahui. Saya pejamkan mata dan pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… sebab itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, sebab kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya omong kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 menyentak.

Saya gak berani menjawab, tidak berani melihat. Mau rasanya saya menangis, namun saya tidak pengin kelak rekan temanku khususnya Jenny justru menanyakan bertanya kalaupun kelak mataku dilihat sembab.

Saya cuma dapat pasrah dan terus mengoral penis Pandu, sekalian tunggu hukuman yang bakal diberi Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mengesah terbendung waktu kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku yang tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak dalam sana, mengundang kesan yang aneh sewaktu saya memahami celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengesah dan lagi mengesah terhenti, namun saya tidak lupa jika saya harus memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini lekas berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya gak kuat kembali, saya mengerang serta meronta kesakitan waktu saya merasai pedih pada vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Sedap kan Elok?", sindir Dedi saat saya melihat ke belakang buat lihat apa yang sudah dilakukan Dedi.

Saya memandang sisi bawah celana dalamku tarik ke atas. Ternyata itu membikin sisi depan celana dalamku ini terlipat, serta menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya untuk menyudahi semuanya ini.
TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Tetapi Dedi betul-betul pengin menghukumku. Celana dalamku ini digeret ke atas dan kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini tambah jadi beres.  Di antara pedih dan nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, tetapi Dedi cuma ketawa tawa.

"Telah, tidak boleh ngoceh selalu! Teruskan!", tau-tau Pandu memutar kepalaku sampai mukaku kembali menghadap penisnya, dan Pandu lekas menjejali penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mendesah terbendung, tetapi waktu ini saya tidak miliki alternatif lainnya, saya harus meneruskan service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata telah tidak sabar buat nikmati badanku. Saya rasakan sisi bawah celana dalamku disingkap, serta suatu benda topangl, hangat serta lumayan besar, yang nyata kepala penis Dedi itu, saat ini melekat serta menyudutkan bibir vaginaku.

Badanku mengartikulasikanng sekejap di saat penis Dedi memisah lubang vaginaku dan selalu melesak masuk. Saya pejamkan mata mencegah sakit, serta selanjutnya saya terus usaha menyambung service oralku buat penis Pandu saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi memberlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya setiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menohok demikian pada dalam lubang vaginaku. Berulangkali saya melenguh ketahan, dan saya mulai tidak dapat fokus buat mengoral penis Pandu.

Mengakibatkan saya harus tambah menanggung derita waktu Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai parasku melekat di muka selangkangannya. Saya harus berusaha mengendalikan mual karena berbau apek yang melanda hidungku, pula saya mesti membatasi merasa sakit bergabung nikmat pada lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Sekarang saya cuma mengharapkan pengidapanku ini selekasnya usai. Saya pula mengharap pakaian seragam sekolahku ini tak lecek serta basah oleh keringatku sehabis saya usai digagahi oleh dua begundal ini. Selesai saya menyatukan segala tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap dan menarik penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN AYU ELIZA PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong dan kurasakan dia mau melepas penisnya dari gempuranku, kemungkinan dia sudah tidak bisa membatasi kepuasan service oralku.

Tetapi saya tidak pengen melepasnya, saya harus membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan untuk meredam badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat serta sekejap selanjutnya penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Semuanya kulakukan di tengahnya gencarnya sikatan penis Dedi pada lubang vaginaku.

"Aahh… lezatnya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kenikmatan di saat kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Pada akhirnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan seluruh cairan di mulutku ini, namun saya gak pengen Pandu bisa lolos demikian saja. Dia telah menghancurkan rencanaku barusan semestinya udah sukses. Saya benar-benar kecewa kepadanya.

Saya terkenang bagaimana saya bersama Jenny, Sherly dan Cie Stefanny tempo hari sukses menundukkan tiga pejantan di rumahku, serta kupikir saya kemungkinan dapat memanfaatkan teknik yang serupa untuk mengeluarkan kekecewaanku pada Pandu. Saya selalu mengisap penis dalam mulutku ini biarpun penis itu telah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong tidak kuat terima gempuranku, tetapi saya belum usai dengannya.

Saya lagi menghirup serta menarik penis Pandu, hingga selanjutnya dia menguik nguik seperti disembelih saja. Pada akhirnya saya menyudahi kulumanku pada penis Pandu, serta sewaktu saya melepas tanganku, Pandu langsung tumbang lemas, sama sepertiseperti nasib banyak pejantan di rumahku yang tergolek seusai saya dan beberapa doiku balik menggagahi mereka.

"Oooh… kamu betul-betul pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau serta menusukkan penisnya dalam pada dalam lubang vaginaku.

Dadaku ibaratnya bakal meletus di saat saya dengar penghinaan Dedi barusan. Sesudah Dedi tuntas menyiraminya spermanya dalam lubang vaginaku, saya lekas berdiri, kembali tubuh, serta sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', kedua kalinya saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi kagum menatapku seperti tidak meyakini dengan yang baru-baru ini terjadi.

"Brengsek, kamu bisa bisanya mengejek saya", desisku dengan suara gemetaran sangking emosinya.

Situasi di gudang jadi sepi. Deru detak jantungku dapat kudengar secara terang. Saya menggigit bibir membatasi tangis. Saya benar-benar sakit hati di saat Dedi menyebutku pelacur.

Tanpa ada mempedulikan mereka kembali, saya lekas keluar gudang ini. Tetapi saya sadar kalau saya harus beres-beres diriku di toilet, sekalian sekurang-kurangnya saya mesti bersihkan tersisa sperma Dedi yang meluluh dari bibir vaginaku.

Di toilet, saya selekasnya mengangkut rok seragam sekolahku, serta saya ambil tissue yang siap buat mengelap lelehan sperma disekitaran pangkal pahaku. Sejumlah tissue kuambil dan kuselipkan pada sisi dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya bisa memudahkan rasa gak nyaman di selangkanganku.

Dan sekali ini saya telah tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya harus terima olokan semacam ini? Dengan berurai air mata, saya mengatur rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung make-up tipis di mukaku tidaklah sampai hancur gara-gara air mataku.

‘kriiing…', bel tandanya jam pelajaran berpindah udah mengeluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet serta saya sedikit lari mengarah kelasku. Diperjalanan saya lihat pak Totok yang anyar keluar kelasku, serta aku segera menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tau-tau sakit di perut, jadi gak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian mengemukakan argumen kenapa saya barusan tidak dapat ada di kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tidak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tidak ada quiz atau ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu nyata sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Jika masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN AYU ELIZA PART3

‘Uh… UKS? Gak deh… saya tidak ingin terkena malapetaka buat ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Gak mesti pak, Eliza telah tambah enak. Terima kasih pak, saya kembali pada kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit pada pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, dan saya selekasnya kembali ke arah ke kelas buat mengikut jam pelajaran paling akhir.

IV. Sebuah Janji Yang Memuaskan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya telah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny waktu saya telah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya setelah sakit di perut Jen", jawabku lambat.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu sesudah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan takut.

"Iya, barusan perutku tau-tau sakit sekali, saya tidak kuat metahan sakitnya, jadi saya hingga nangis. Tetapi saya sudah lebih enak kok saat ini Jen", saya tidak jujur biar Jenny stop mencemaskanku

"Saat ini perutmu telah tidak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan haru.

Saya geleng-geleng kurang kuat sekalian usaha tersenyum di Jenny.

Sesungguhnya saya berasa sedikit tidak sedap lantaran saya mesti bohong di Jenny yang demikian memerhatikan dan mengasihiku. Perasaan salah ini sedikit mengusikku, meskipun saya tahu ini ialah yang terhebat, dibanding ada yang dengerin perbincangan kami waktu saya mengakui apa yang sesungguhnya terjadi padaku saat saya berada pada toilet, atau mungkin lebih pasnya di gudang barusan.

Tetapi selang beberapa saat Jenny telah kembali repot menarik serta mengejekku masalah Andy. Apa lagi waktu jam paling akhir ini hari guru yang selayaknya mendidik di kelas kami tidak masuk, maka dari itu kami bebas belajar sendiri. Jenny kian bergairah merayuku, dan saya telah kehilangan akal untuk membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuman dapat tersenyum malu.

Dan pada saat saya gak tahu mesti melakukan perbuatan apa, tiba-tiba saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang kurang lebih tengah dilaksanakan Andy? Apa yang lebih kurang berada di pemikiran Andy waktu ini? Apa dia memikirku? Tau-tau saya telah berasa kangen pada Andy.

"Duh… bidadari yang berikut kembali sayang deh… sampai sampai saya gak dikira kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba mengelit.

"Begitu ya? Kalaupun gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sekalian lihat ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu ingin ngomong apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya pengin ngomong apa ya… saya ingin omong, jika Eliza tidak senang dengan dia", Jenny menjawab dengan model cuek bebek sembari mulai membungkusi buku bukunya ke tas sekolahnya, karena bel pulang sekolah benar-benar barusan keluarkan bunyi.

"Jeen… tidak boleh begitu dong… aku…", saya mulai kuatir kalaupun kalau Jenny bersungguh-sungguh dalam kata tukasnya, dan saya serta selalu merengek-rengek.

"Bila begitu kamu tidak boleh menangkis terus sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali merayuku.

"Aku…", saya gak dapat bercakap apa apalagi dan parasku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman jahil. Saya cuman dapat tersenyum malu sekalian merapikan semua buku serta alat tulisku ke tas sekolahku. Seusai doa pulang, saya dan Jenny siap-siap keluar kelas di saat Sherly tiba-tiba tampil di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya berencana meratap di saat saya memandang Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini pengin hingga sampai kapan sich anyar bahagia nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Sampai kamu jadian sama Andy, dan nraktir kita kita", kata Jenny serta Sherly nyaris berbareng dan mereka ketawa puas.

"Ssstt!! Apaan sich? Bila lainnya dengar bagaimana coba!", saya bersungut-sungut dengan was-was.

"Sebab itu gak boleh ngelamun saja sayang… review donk di sini sudah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sembari merengkuhku.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN AYU ELIZA PART3

Saya memandang ke sekitarku, rupanya memanglah kelasku ini telah kosong kecuali kami bertiga. Tetapi tetap saya khawatir bila ada yang dengar kalimat mereka barusan perihal saya jadian sama Andy. Saya tidak pengin Andy dengar isu yang tak tidak, saya gak mau hubunganku dengan Andy yang baru saja mulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu hingga sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu menggamit tanganku.

"Namun, saya pengin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian lebih dulu saja dech", saya coba memberikan argumen buat pisah pada mereka, biar saya gak terus-terusan menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya tidak apa apa, kebenaran saya  haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya pula haus kok. Ya telah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang sekarang telah tarik tanganku.

Saya telah tak miliki argumen kembali, jadi saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Tentu ledekan mereka padaku kembali bersambung, serta saya cuman dapat tersenyum malu.

Sampai di kantin, hatiku jadi geli saat saya menyaksikan sang cebol. Saya terkenang perbuatan busuknya di gudang barusan kepada Cie Fifi.

Akan tetapi saya usaha punya sikap biasa. Manalagi Cie Fifi udah menegur kami serta bertanya apa yang kami pesan. Sesudah kami bertiga usai minum, kami selekasnya bayar pesanan kami dan minta pamit di Cie Fifi.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama