CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN AYU ELIZA PART2

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN AYU ELIZA PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN AYU ELIZA PART2, Hasrat-Bispak23 Kami balik arah, serta mereka berdua temaniku kembali lagi ke kelas. Dan ke-2  doiku ini gak jenuh jenuhnya merayu dan mengejekku terkait Andy. Saya kembali lagi tidak dapat membalasnya, cuma tersenyum malu dan pasrah terima seluruhnya. Saya cuma dapat mengharap kami lekas sampai ke kelasku. Namun di saat kami hingga sampai di muka pintu kelas, tiba-tiba saya terasa pengin buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya pengin ke toilet, kelak bila ditanyakann pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan pada Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… gak perlu ah… sesaat saja kok", kataku sekalian ketawa geli.

"Ya telah dech, tidak boleh lambat-laun ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama-sama melambai-lambaikan tangan dengan Sherly, selanjutnya masuk ke kelas.

Sherly sendiri terus merengkuh tanganku. Sesungguhnya saya sedikit risi digandeng oleh Sherly dengan mesra semacam ini, namun saya menurut saja sekalian mengharapkan dalam hati mudah-mudahan tak ada yang sangsi lihat kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Pada akhirnya kami hingga sampai di muka pintu kelasnya Sherly, dan saya menanti Sherly membebaskan gandengan di tanganku.

"Sudah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sembari tersenyum di Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Tidak perlu dech, saya kan hanya sekejap", jawabku dengan berbisik juga, serta kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, sampai kelak ya Eliza", kata Sherly dengan style sedih, namun dia mengangkat tangannya.

"Iya, hingga kelak", saya menjawab sekalian lambaikan tanganku pun, lalu saya lekas ke arah toilet.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN AYU ELIZA PART2

Saat saya akan masuk, saya berpapasan dengan Vera yang anyar keluar toilet. Kami sempat sama sama sapa, serta diam diam saya terasa bertanya-tanya, kenapa barusan Vera tersenyum aneh sesuai itu sewaktu dia melihatku.

Entahlah, lalu saya lagi masuk ke toilet wanita ini, dan dengan asal-asalan saya menunjuk satu diantara dari 6 kamar kecil yang berada pada dalam sini. Seusai saya usai buang air kecil serta mengatur busana dan rok seragamku, saya selekasnya keluar untuk kembali lagi ke kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit ketahan waktu tau-tau ada sebuah tangan yang menahan mulutku.

Belumlah sempat saya bereaksi, sebuah tangan yang lainnya melingkar di muka dadaku serta menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati seram, namun pelukan ini sangat kuat, sampai tanpa ada perlawanan yang memiliki arti, saya telah terbawa masuk ke gudang yang berada di sisi toilet, tempat di mana Vera entahlah digagahi atau tengan layani Dedi dan Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu menarikku ke ujung tempat ini, sampai kami ada pada balik timbunan meja serta bangku tua. Tanpa ada lepaskan bekapan tangannya di mulutku, dia menghimpit bahuku sampai saya berjongkok, serta tidak beberapa lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu gak boleh ribut! Sesaat lagi ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini pada telinga kiriku.

Suara ini membuatku takut lantaran saya tahu ini nada Dedi. Saya tercenung sekejap, lalu saya mengacauk lambat. Lebih bagus saya menurutinya, lantaran kalaupun saya memunculkan kericuhan, lalu banyak yang mengetahui saya di gudang ini lagi berduaan dengan Dedi, apa saja faktanya namaku akan remuk.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Bekapan pada mulutku dilepaskan, dan saya diam saja tiada usaha memandang mengarah Dedi. Di gudang ini tidak tahu bakal ada tontonan apa, tetapi selesai tontonan itu usai, saya was-was Dedi gak bakal membiarkanku pergi demikian saja saat sebelum memaksakan saya layani hasrat birahinya di gudang ini.

Saya tidak sedang suasana hati buat ngeseks kini. Diam diam saya berpikiran bagaimana agar ini hari saya tidak harus mengikhlaskan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki busuk ini. Kemungkinan saya dapat coba menjajakan service oral dengan argumen saya gak pengin diketahui pihak lain karena saya mengesah, atau saya takut ditanyakan guru di kelasku sebab saya kelamaan ada pada toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku serta tak memaksakanku untuk ngeseks dengannya. Pada saat saya memikir adakah argumen yang lebih baik, tiba-tiba kurasakan Dedi merengkuh lenganku, serta saya arahkan penglihatan mataku mengarah yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya termangu menyaksikan masuknya seorang cebol yang kukenali selaku pelayan satu diantara stan di kantin sekolah. Saya tidak tahu nama sang cebol ini, namun saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja merupakan Cie Fifi, seseorang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya kurang lebih 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini sukai memandang tajam mengarah Jenny, Sherly, saya, namun juga siswi lain yang makan di kantin. Entahlah apa yang dibutuhkan Dedi dengan menarikku ke gudang ini saat lagi ia mengetahui sang cebol ini bakal masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan sekehendak hati di bangku yang berada pada tengah area ini. Saya tidak memahami apa yang dikerjakannya, apa tunggu satu orang, atau dia berencana suatu lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Tau-tau pintu gudang ini terbuka kembali, dan saya terheran lihat kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut paras jengkel. Tetapi anehnya Cie Fifi justru mendekati sang cebol yang lagi tersenyum senyuman memuakkan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuman diam gak menjawab.

Tidak berapa lama kemudian sang cebol berdiri, serta selanjutnya jantungku berdebar-debar cepat lihat suatu panorama erotis yang mengagetkan tersuguh di hadapanku.

Sang cebol menyelinap masuk ke rok Cie Fifi yang cuman diam saja. Kepala sang cebol yang saat ini berada pada dalam rok Cie Fifi, benar di muka pangkal paha Cie Fifi membuat sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sembari pejamkan mata serta menggigit bibirnya sendiri.

Saya terus melihat sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti ialah kepala sang cebol itu bergerak gerak, membuat hasratku perlahan-lahan bangun, serta saya mesti usaha mengendalikan napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut pula turut gigit bibir?", tau-tau kudengar bisikan Dedi.

Mukaku berasa panas, saya baru sadar kalaupun rupanya saya pun menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan jengkel. Namun sudah pasti saya gak dapat lakukan perbuatan beberapa macam dibanding nasibku jadi jadi lebih jelek. Saya gak tahu apa yang bakal berlangsung padaku bila saya bikin kericuhan yang menyebabkan sang cebol ini tahu saya ada pada sini.

Dedi cuma tersenyum senyuman, sama menjijikannya dengan senyum sang cebol barusan. Serta saya gak dapat banyak berbuat saat Dedi yang memangku badanku ini memegangku dari belakang serta mulai menarikku.

Dengan ke-2  tangannya yang memutari badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, terkadang halus, kadang-kadang kasar, yang tentu tingkah Dedi ini membuatku risau dan jantungku berdegap kian cepat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN AYU ELIZA PART2

Saya gak berani menepiskan karena saya takut tepisanku  mengundang nada yang kemungkinan kedengar oleh sang cebol itu atau Cie Fifi. Saya cuman dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang semakin lebih besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, dan saya coba tarik tangan Dedi ke bawah buat bebaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Tetapi tangan Dedi terlampau kuat untukku buat kusingkirkan demikian saja. Saya menggelinjang kurang kuat, fokusku buat memandang episode erotis di hadapanku ini mulai bubar sebab saya sendiri telah mulai terangsang gara-gara tingkah Dedi yang selalu meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, tetapi kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat serta lagi meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar dapat peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya lihat ke Cie Fifi. Nyatanya dia sedang pejamkan mata dan mendesah gak karuan sekalian memegang sembulan pada sisi depan rok yang dikenainya, yang jelas yakni kepala sang cebol.

Walau jantungku berdetak cepat lihat itu semua, terasa sakit pada ke-2  payudaraku membuatku kembali mengulet, serta saya coba menjauhi payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Tetapi dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi masih tetap menempel kuat serta terus memberinya remasan pada ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai kacau balau dan napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan tetapi nyata, saya mulai menderita karena rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Pada akhirnya saya memutuskan stop menggerak-gerakkan badanku, namun saya coba menggenggam dan menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot permainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku tidak bakal ada maknanya buat Dedi, tetapi saya tidak pengin berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju pada bab erotis di depanku. Entahlah sejak mulai kapan, saya lihat satu helai celana dalam yang tergelintang di dekat kaki Cie Fifi.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Itu pastilah celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Dan Cie Fifi yang sekarang sedikit membungkuk, mendesah serta mengesah dengan muka seperti meredam sakit pada saat sang cebol repot di rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, memikirkan dalam rok Cie Fifi itu tidak ada lembar celana dalam yang buat perlindungan vagina Cie Fifi. Serta saat ini sang cebol itu tidak tahu sedang menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyesap dan memagut bibir vagina Cie Fifi, atau lagi memikat dan mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau mungkin dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini bertambah jadi siap.  Saya sudah terangsang, entahlah karena remasan nakal yang telah dilakukan Dedi pada ke-2  payudaraku, atau sebab pikiranku yang melayang-layang mengandaikan apa yang terjadi dalam rok Cie Fifi itu.

Dan badanku menggigil di saat saya hampir tidak dapat mencegah diriku buat mengesah karena Dedi mencium tengkuk leherku, dan situasi jadi makin sukar untukku saat saya merasai jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awalnya Deritaku

"Saya pun anyar ketahui sekitaran dua pekan yang lalu, bila bu Fifi itu dapat juga digunakan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Pengin rasanya saya menampar Dedi sebab kalimatnya yang benar-benar kurang ajar itu. Namun saya tidak berani melaksanakannya, selain saya takut kemunculanku di sini tertangkap oleh Cie Fifi dan terlebih sang cebol, saya tidak mau terima balasan yang aneh aneh dari Dedi serta bikin nasibku makin jelek.

Karena itu saya cuman dapat memandang Dedi dengan jengkel, namun bibirku jadi dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku dan membatasi rintihanku. Saya cuma dapat pasrah membebaskan Dedi melumat bibirku hingga sampai ia suka.

Namun saat napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, dan saya cepat usaha mengontrol napasku sepelan kemungkinan biar dengusan napasku ini tidak hingga sampai kedengar Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN AYU ELIZA PART2

"Nungging di sono, Fifi", tau-tau kudengar suara sang cebol, yang tanpa ada enggan memerintah Cie Fifi secara langsung mengatakan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali melihat mereka. Telunjuk sang cebol bergerak ke selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia menanti Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari udah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 menghardik di sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1 kali kembali. Udah cepat nungging", sang cebol menyetujui.

Kendati pun raut muka Cie Fifi nampak dongkol, Cie Fifi ikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menyanggakan ke-2  tangannya di lantai. Setelah itu Cie Fifi merendahkan badannya dan menyandar kepalanya di ke-2  tangannya yang sekarang terlipat tapi tetap menopang di lantai.

Tanpa ada berucap apa apalagi, sang cebol melepaskan celana panjang serta celana dalamnya yang rada kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang udah menungging itu dan menguak rok Cie Fifi ke atas. Tidaklah ada perlawanan benar-benar dari Cie Fifi di saat celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol telah siap-siap buat nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri ada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya lumayan direntangkan sedikit, dan sekejap kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol telah mulai bergerak mundur-maju dibarengi desahan serta rintihan Cie Fifi. Entahlah mulai sejak kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, tetapi apabila sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya tidaklah terlalu bertanya-tanya memandang sikap sang cebol yang berani dan sekehendak hati seperti barusan.

Saya tidak pernah menduga Cie Fifi yang keseharian kelihatan demikian ramah serta enerjik, rupanya menyimpan problem yang gak berbeda jauh denganku. Saya terasa haru pada Cie Fifi meskipun dari penuturan mereka barusan, barangkali Cie Fifi tinggal 1 kali kembali memasrahkan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Akan tetapi sebuah remasan kurang ajar pada ke-2  payudaraku ini menyadarkanku bila saat ini nasibku gak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka usai kelak, saya pun ingin sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, serta dia lagi meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya mengulet kesakitan. Serta kata-kata Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi akan memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terkenang teror Dedi pada tempat tambal ban itu, dan hal tersebut membuatku khawatir karena selekasnya saya dapat mendapatkan perkara kalaupun Dedi ketahui saya memanfaatkan celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terlintas mengenai sejumlah argumen yang kupikirkan barusan. Sekarang tinggal bagaimana triknya saya meminta biar Dedi pengen dengar alasanku serta tak memaksakanku buat ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mendesah sampai saya kembali memerhatikan Cie Fifi.

Nyatanya sang cebol tengah semangat memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi tergoyang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Namun saya kembali menggelinjang kesakitan sewaktu Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan jengkel pada Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi kurang ajar sekalian meremas bongkahan payudaraku 1 kali kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi geram, dan dia cuman tersenyum senyuman, nampaknya dia suka seusai jadikan ke-2  payudaraku ini mainannya semenjak barusan.

Nada rintihan Cie Fifi ditambahkan dengusan sang cebol, membikin keadaan di gudang ini jadi sedikit ribut, karena itu saya berpikiran ini waktu yang benar untuk sampaikan iktikad dan alasanku di Dedi tanpa ada takut kedengar oleh Cie Fifi atau sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN AYU ELIZA PART2

"Ded, saya barusan itu cuman pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, ngerinya kelak saya diomelin sama guru kalaupun saya kelamaan di sini.", saya berbisik lambat sembari memandang Dedi serta menanggalkan celana panjangnya seperlunya.

Dedi diam, kelihatannya dia tengah memikir.

"Ya udah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, serta saya lekas berubahkan celana dalam Dedi untuk cari penisnya. Saya terheran sesaat memandang penis itu udah ereksi, dan di saat saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Udah berdiri Cantik… karena sebab kamu", bisik Dedi dengan berlaga mesra.

Saya sedikit geli pun dengar rayuan cabul Dedi. Namun saya tidak pengin menghabiskan waktu, saya selekasnya mulai memikat penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara lembut.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol mengaduh, dan sewaktu saya melirik menjurus mereka, saya menyaksikan sang cebol sedang menarik penisnya.

Rupanya sang cebol cepat juga keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari biasanya punya banyak pejantan yang sempat mencabuliku?

Saat ini Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, mulai sejak barusan Cie Fifi cuma mendesah atau mendesah saja, namun gak hingga melenguh layaknya seperti wanita yang alami orgasme. Apa karena penis sang cebol itu sangat pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu  seperti penis punya wali kelasku, yang benyek serta cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama