CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH MONTOK MENJUAL DIRI PART2

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH MONTOK MENJUAL DIRI PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH MONTOK MENJUAL DIRI PART2, Hasrat-Bispak23 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main , masuk-masuk ke dalam mulut saya, ajak bergelut lidah saya. Lain sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang sukai berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, namun saya berasa tak ingin menantang, gak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya terdesak kepalanya. Duh, yang saya kerjakan ini salah gak ya? Iya, saya mulai sadar saya sedang jual tubuh saya… itu sesungguhnya salah, tetapi kok… mengapa saya jadi tidak perduli? Mengapa saya justru jadi bernafsu mengandaikan bagaimana nampaknya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya dilahap, dan tubuh saya dihimpit tubuh laki laki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, dan cairan di mulut saya. Dan saya justru kian terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya saat Juragan pada akhirnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya dan bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok berbeda ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu senang di cium seperti barusan? Nikmat kan?"


"Ahn…" desah saya lantaran kesenangan pentil saya dimain-mainkan, mengakibatkan perkataan saya sudah tak tertangani,


"Iya Juragan… saya senang di cium seperti tadi…"


"Betul? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Tukasnya, "Saya buat kamu jadi sedap di sini ya?"


Juragan mengungkap kancut saya dan menowel… menowel… itil saya!


"Coba kalaupun begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… tidak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel serta dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi sesuai itu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.


CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH MONTOK MENJUAL DIRI PART2

Saya tidak pernah disentuh orang pada sisi situ. Sumpah, saya tidak tahu ada apakah rupanya. Rasanya ada suatu hal yang ingin keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan lagi memain-mainkan itil saya tanpa ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya pun ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… gak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang ingin keluar Juragan… aduh…"


Benar-benar, saya berasa seperti pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan terus main di kemaluan saya, serta tidak tahu mengapa, saya malahan ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya pada akhirnya, serta kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya terasa seperti baru saja pipis di tempat tidur Juragan. (Terakhir  itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya nikmat dan begitu nikmat, hingga sampai ada yang keluar tubuh saya selepas itil dan memek saya dimain-mainkan Juragan? Sampai saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya tersengal, selesai ngecrit, tubuh saya seperti habis mengenai strum atau kesambar petir. Duh, hilang ingatan tenan. Sampai gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sekalian omong, "Nach, itu buat awalannya, Denok…"


Serta mendadak saja, Juragan udah membuka celana, dan melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Betul-betul saya belum ketahui banyak berkaitan tubuh laki laki serta wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan memperjelas, "Kontol ini ingin masuk ke memekmu…"


Saya melotot lihat anunya Juragan yang besar dan berurat itu. "Tapi… tetapi tidak bakalan muat, Juragan!"


"Gak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali kalaupun kamu pengin kumasuki."


Kesempatan ini Juragan tak menunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menekan tubuh saya di bawahnya. Dan anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya sampai njerit!


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus dan menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya ditiduri Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya terasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya bukan perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan ajukan pertanyaan tanpa tunggu jawaban, menerobos makin dalam ke anu saya. Saya hanya dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga sampai keluar semua… Beliau gapai belakang kepala saya, suruh saya memandang. Di kontolnya tampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sembari mencium, anunya ia tambahkan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, namun mulut saya ketutupan mulutnya. Selanjutnya Juragan lagi nggenjot saya, masuk-keluar, masuk-keluar, jadi lama lebih cepat. Tubuh saya digempar-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, digoncang pergerakan Juragan. Saya hingga gak dapat bicara, sekedar dapat ndesah dan njerit tidak karuan. Saya usaha mohon Juragan gak boleh kencang-kencang, tetapi beliau tak dengarkan. Tapi…kok saya terasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, serta saya baru mengetahui ngentot itu… enak… telah gitu… saya… dibayarkan? Mengapa nggak dari dahulu saja, ya?Terbayang ingatan semacam itu dalam kepala saya. Namun saya hiraukan. Saya luluh karena serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau rebah dan memohon saya tegak, saya nurut. Serta tubuh saya gerak sendiri, turun-naik sembari masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya sudah tidak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau semacam apa nampaknya saya. Muka saya nyata nampak cabul sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan nampak puas.


"Hah… uh… Marilah terus Denok… saya puas ndengar suaramu jika dientot… mbikin makin hasrat. Kamu juga sukai, kan?" Juragan usaha ngajak berbicara. Saya njawab dengan lenguhan dan bicara tidak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"Denokh… uh… kelak jika telah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di antara napasnya yang mengincar.


"Hingga sampai?" Saya kebingungan apa tujuannya.


"Kelak pun kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin di kamu kalaupun kamu udah… hingga sampai, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya tidak tahu apa tujuannya Juragan, serta gak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, bila kepala saya sarat dengan hati nikmat karena dientot Juragan. Tetapi tidak lama setelah itu saya terasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, saat seperti itil serta memek saya dimain-mainkan barusan. Sudahkah waktunya?


Saya tidak dapat kontrol tubuh saya. Saya semakin suka nggoyang pinggul, merasai kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Serta menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, dan langsung memegang tangan saya sembari angkat pinggulnya maka dari itu burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, barangkali lidah saya menjulur keluar, saya sudah tak perduli semesum apa gantengg saya saat saya menjerit kenikmatan itu. Saya merasai ada yang keluar di kemaluan saya. Basah dan hangat. Dari anunya Juragan. Buat pertama kali ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya bertopang ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sembari memekik. Dan pada akhirnya robohlah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang tertekan jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya muncul keras. Sejumlah lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia lalu geser saya serta bangun, lalu menggunakan kembali pakaiannya. Sembari memakai pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup bisa juga ndapat perawan siang-siang begini… Bila kamu ingin, Denok, mencari uang itu gak sulit…"


CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH MONTOK MENJUAL DIRI PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak tidak karuan di dipan Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 


"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan untuk membayar sewa kamu 3 bulan?"


Saya tiduran lumayan lama hingga kemudian kemampuan saya kembali. Cepat-cepat saya gunakan kembali kemben serta kain saya. Haduh, cakepg saya sudah pasti tidak karuan. Bedak saya sampai luntur serta melekat di seprai dipan Juragan. Juragan lagi duduk perhatikan saya yang kalang kabut gunakan pakaian. Beliau diam saja. Saya pamitan serta cepat-cepat turun. Di bawah, di muka toko makin ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, tetapi saya gak berani hadapi mereka, apa lagi cocok awut-awutan ini. Saya hingga sampai 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke sewa. Ee, rupanya ibu pemilik kontrak kembali nongkrong di muka.


"Siang-siang kok telah balik, Denok? Lah, kok amburadul getho? Habis ngapain kamu?"


Seluruhnya pertanyaannya saya abaikan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya terus mabur ke kamar. Saya segera membuka baju dan sanggul, masuk kamar mandi, serta mandi…ngguyur sekujur badan, bersihkan muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya laksanakan dengan Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang kontrak 3 bulan. Apa saya bersusah-hati atau malu? Apa saya harusnya sendu atau malu? Gak tahulah… Tetapi yang terjadi justru tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, mainkan itil saya seperti yang tengah dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini cerita kehidupan saya. Sehabis hari itu, ada yang berganti di kehidupan saya. Saya masih cari penghidupan dengan menari untuk beberapa orang di Pasar. Tetapi ada yang lain…sekarang, setiap waktu saya perlu uang, saya tidak kembali malas-segan tawarkan tubuh saya ke laki laki.  ini gak betul, dan semestinya saya stop, tetapi rayuan uang sangat kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, seluruhnya orang di Pasar mengenal saya. Siapakah yang tidak tahu sang Denok yang berkemben merah, berbedak dan bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Serta saat ini saya juga dikenal jadi Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya baik. Udah malam, serta saya baru-baru ini menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah seseorang, saya berikan senyuman manis dan saya bisikkan harga saya bila ia pengen.


"Betul nih, begitu?" kata sang supir yang memiliki tubuh kerempeng, memiliki rambut cepak, serta mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," tukasnya sembari menggauli kemben saya.


"Pengen donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari semuanya orang yang ada pada sana, sekedar ia dan seorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong di pasar, yang gak laku-laku dikontrak sebab terletak begitu ke dalam.  Saya membuka diantaranya dan saya hidupkan lampunya, serta 2 orang supir itu juga saya layani dari sana. Saya digilir mereka berdua dari sana. Mereka memohon saya layani mereka sekalian. Jadilah saya dikempit mereka berdua… seseorang ngentoti memek saya, serta yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit sangat, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Anyar pertama?"


"Ah, tidak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, pernah sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya berpikir barangkali dua puluh atau lebih.  Saya tidak ngitung. Saya gak peduli… yang saya pikirkan cuman kerja sebagai berikut lebih ringan dapat duit. Saya pun tidak pernah terasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa tidak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat dalam memek saya. Saya mengerti itu sebetulnya bahaya, tetapi rasanya lebih enak… anget serta lebih suka saja rasanya. Serta setelah itu, saya memperoleh uang. Sebulan-dua bulan setelah Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi tambah mempunyai pengalaman jadi lonte. Sudahlah banyak orang di Pasar yang merasai tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan lain-lain. Dan saya menjadi tambah dekat sama mereka semua. 


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya seperti nyimpan semuanya rahasia mereka. Hihihi…  saya mengetahui siapakah yang kontolnya sangat besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, kadang saya sampai tahu pekerjaan rumah tangga mereka.  beberapa orang yang setiap harinya terlihat galak atau rajin ke arah tempat beribadah, tetapi jika sudah ingin, mereka cari saya juga.  Saya pun beberapa kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba beberapa hal baru. Umpamanya ngemut serta nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol. Pula kalau lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu kali pertama coba itu, saya jejeritan. Sakit! Mohon ampun sakitnya. Namun lama-kelamaan kebiasa juga.  Saya  jadi tambah mengenal dengan Juragan. Wanita yang berada di photo bersama Juragan itu betul istrinya, namun telah mati. Wafat waktu melahirkan anak sulung, anaknya pun tidak selamat. Juragan sejauh ini kesepian, dan hidupnya sekedar mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, nyatanya beliau sendirian pun seperti saya. Saya  jadi tahu jika dahulu, pas muda serta masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah tertarik seorang penari juga.  Sekedar saat itu Juragan belum punyai apapun, manalagi penari itu pun simpanan seorang camat. Juragan hanya dapat melihat dan memuji dari jarak jauh setiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Kemungkinan sebab itu  Juragan selalu meminta saya gunakan kemeja serta dandanan penari komplet setiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut juga suka jika dapat membikin Juragan puas. Kian hari saya tambah terlarut di kehidupan selaku penari yang berjualan tubuh. Sebab uang, harga diri saya lupakan, dan saya menjadi bahan pelepasan hasrat laki laki. Setiap kali ada orang menggencet saya, menggauli saya, masuk tubuh saya… sesungguhnya saya ingat jalan ini tak betul, tetapi tubuh saya selalu memohon lebih.  Saya jadi gak tahu kembali apa saya masih juga melaksanakannya karena hanya uang. Lama-lama saya kian kritis. Layani dua-tiga orang sekalian.


CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH MONTOK MENJUAL DIRI PART2

Telah tidak terhitung orang yang buang benih di kandung saya. Saya lantas tambah berani. Pada akhirnya saya tidak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang udah rasakan tubuh saya, dan saya juga hamil… Alamiah, jika ingat demikian beberapa orang yang dapat menghamili saya. Namun saya terus melacur walau perut saya jadi membesar. Serta saya  selalu tiba ke Juragan. Kali terakhir saya tidur dengan Juragan, perut saya telah mulai mencolok, dan beliau tampak cukup cemas dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat situasi kamu," kata Juragan sembari perlahan-lahan memacu saya.


"Tidak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tidak senyuman buat beliau waktu kali pertama beliau setubuhi saya. Tetapi saat ini, antara semua konsumen setia saya, saya sekedar dapat senyuman untuk Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri pun gak tahu. Karena mungkin sehabis Simbok wafat, Juragan-lah yang sangat dekat dengan saya? Yang pasti saya benar-benar nikmati waktu-waktu bersama Juragan. Tergolong saat ini, waktu beliau sedang senggama dengan saya, sekalian cakepgnya panik. Rasanya saya ingin buat beliau tidak risau. Bukan sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia setiap kali tubuh Juragan bergabung dengan tubuh saya.


Nyaris satu tahun selepas saya serta Simbok tinggalkan rumah buat menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi momen yang ngubah hidup saya. Saya udah 6 bulan hamil, tetapi masih tetap keliling menari… Saya sudah semestinya stop. Namun saya mbandel. Saya tak sadar diri di jalan. Pastilah ada yang memandang dan menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Dan dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sekalian pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu udah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan saat memandang saya siuman.


Juragan menangis. Saya tidak dapat apapun karena masih lemas. Sesudah itu Juragan kasih tahu saya, beliau serta anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Serta kalau saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Namun anakmu…" Juragan omong itu semuanya sembari nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Jika bukan dikarenakan yang kali pertama itu, kamu tidak perlu hingga seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu sampai jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama